Situs resmi Puri Agung Dharma Giri Utama

Bhisama Bhatara Kawitan Pasek Gelgel Cetak Email
Ida Pandita Mpu Paramadaksa Purohita
 
Keberadaan Purohita Pura berdiri atas restu Puri Agung Dharma Giri Utama, di mana Pinisepuh I Gusti Agung Yudhistira yang bergelar abhiseka Bhatara Raja Wilatikta XIV, sebagai Ratu yang disungkemi para abdi dalem yang disebut para. Pendirian Pura sesuai dengan pakem dari Raja Purana yaitu Puri Para Pura Purana. Setelah Puri memiliki Para atau abdi maka dibuatlah Pura kemudian sejarah mencatatnya sebagai Purana. Bukanlah suatu kebetulan kemudian Hyang Mpu Kuturan mengamanahkan untuk mewujudkan stana dari Yamadipati atau Sang Hyang Purohita.
 
petapakan ratu ayu magelun dan dalem sidakaryaSelanjunya, karena adanya bhisama Ida Bhatara Lingsir Pasek Gelgel kepada Wargi Sentana atau keturunannya, dan kebetulan sebagai abdi dari Bhatara Raja, maka saya Jero Mangku Pasek Mukti Murwo Kuncoro (waktu masih walaka) memohon izin untuk mendirikan simbol dari Puri di Purohita Pura agar wargi Sentana Pasek yang selama ini jarang mengetahui bhisama ini tidak salah dalam melakukan bhakti sebagai warga Pasek Gelgel. Adapun bhisama Ida Bhatara Kawitan Pasek Gelgel adalah sebagai berikut:
 
"pratisentananingsun kabeh, nira bhatara lingsir pasek gelgel maweh sesuluh dening pasek ngarannya pelaksana sesana kawitan, sang amangku titah saking ratuning rat. mwang memarek ngiring ratuning rat sasuwen urip ingsun. nihan mangkana ingsung awedar tata titi ngaran: utamaning bhakti warih pasek gelgel, inganika bhakti ring puri ikang pageh ngelakoni tattwa padesa, lantur wenang kita anembah bhakti ring manira".
 
Artinya:
“para keturunanku, aku batara lingsir pasek gelgel memberi sesuluh bahwa pasek membawa arti pelaksana sesana kawitan yang mengemban amanah dari raja dan mendampingi raja selama hayatku, oleh karenanya aku mengindahkan pedoman yaitu utamaning bhakti warih pasek gelgel, adalah bhakti di puri yang masih menjunjung tinggi tattwa pedesa, selanjutnya barulah berkenan sembah bhakti kepadaku”.
 
Atas dasar bhisama ini kemudian di Purohita Pura dibangun simbol Puri yang bernama Puri Anyar Purohita. Ciri dari Puri yang  masih menjalankan Tattwa adalah dengan keberadaan simbol petapakan (tapel) dan berbagai pusaka. Petapakan yang ada di Puri Anyar Purohita adalah Ratu Ayu Magelung (manifestasi Ida Bhatarai Durga) dan Ida Dalem Sidakarya. Inilah kisah unik dari dua petapakan ini.

Bhatari Ratu Ayu Magelung: Jauh hari sebelum pembuatannya, Pinisepuh berambut panjang dalam waktu yang sangat singkat. Kemudian Beliau menitahkan untuk membuat petapakan. Sebelum selesai tapel Pinisepuh berkehendak memotong rambut, di dengarlah oleh seorang abdi saat itu. Kemudian Ia menawarkan diri untuk memotong rambut Pinisepuh. Beberapa hari kemudian abdi ini sakit keras dan masuk ICU. Pinisepuh tersenyum dan kemudian mengunjungi abdinya ini dan disentuhlah abdi yang berbaring tanpa daya. Beliau mengatakan bahwa abdinya kena sisip. Beberapa hari kemudian Ia sudah pulang dari rumah sakit, sehat. Selanjutnya potongan rambut Pinisepuh yang panjang dipakai sebagai rambut Ratu Ayu Magelung. Beranikah orang biasa memakai rambutnya sebagai rambut petapakan yang disucikan dan dimanifestasikan sebagai Dewi Durga?.
 
Tapel Dalem Sidakarya: Mungkin sudah saya ceritakan di artikel lain. Awalnya tapel ini duwe Griya Babakan namun menghilang sampai ditemukan seorang sisia dan sisia ini kemudian menjadi pregine Dalem Sidakarya. Sisia ini kemudian sakit dan disembuhkan oleh Pinisepuh yang kala itu masih belia, masih di SMA. Akhirnya tapel yang tanpa rambut ini diaturkan ke Pinisepuh.
 
Pada saat membuat petapakan Ratu Ayu Magelung, saya berkeinginan agar dibuatkan rambut, dan rambutnya kuning seperti bule sepanjang sebahu pada umumnya. Pinisepuh mengizinkan dan setelah rambut selesai nunas taksu ke Pura Dalem Sidakarya bersama Pinisepuh. Selanjutnya daksina linggih ditempatkan di depan Petapakan yang sudah disucikan oleh Pinisepuh. Petapakan ditempatkan di pelangkiran kayu tanpa alas dulang. Tiga bulan kemudian, manakala bersih-bersih baru tahu kalau rambut petapakan melingkar dan tambah panjang, kalau pelangkiran didudukan di atas dulang kecil sudah menjuntai dan kena lantai altar. Dan saat ini pelangkiran sudah yang paling besar dan rambut sudah hampir sampai lantai altar, sepertinya tetap tambah panjang. Warna rambut dan kumis sekarang sudah sebagian hitam serta beruban. Kumis juga tambah panjang. Yang paling aneh, satu kali saat pesucian Tumpek Landep ada bulu hidung padahal aslinya tidak ada.

 
Posisi anda  : Home Purohita Pura Bhisama Bhatara Kawitan Pasek Gelgel